Jumat, 27 Mei 2011

Paparan di Lingkungan Udara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal. Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dan lain-lain disamping memberikan dampak positif namun disisi lain akan memberikan dampak negatif dimana salah satunya berupa pencemaran udara dan kebisingan. Pencemaran udara terjadi jika komposisi zat –zat yg ada di udara melampaui ambang batas yang ditentukan. Adanya bahan- bahan kimia yang melampaui batas dapat membahayakan kesehatan manusia, mengganggu kehidupan hewan dan tumbuhan dan terganggunya iklim (cuaca).
Pencemaran udara merupakan konsekwensi dari meningkatnya berbagai macam industri dan jenis alat transportasi yang berpengaruh terhadap kualitas udara ambien . Penurunan kualitas udara ambien ditandai dengan meningkatnya parameter udara yang di keluarkan oleh industri dan kendaraan bermotor. Parameter tersebut antara lain adalah partikel debu, partikel Pb dan lainnya, gas SO2 (sulfur dioksida), gas NO2 (nitrogen dioksida), gas CO (karbon monoksida),  bahan oksidan dan gas HC (hidrokarbon).
Konsekuensi dari meningkatnya jumlah industri, akan meningkat pula buangan industri yang berupa bahan berbahaya dan beracun (B3) seperti merkuri (Hg) dan cadmium (Cd). Keberadaan B3 akan menyebabkan gangguan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.  Dengan adanya parameter pencemar udara dan pencemar air tersebut perlu di antisipasi segala risiko terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan, serta diperlukan usaha mengatasinya untuk masa sekarang dan yang akan datang.


1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembahasan diatas maka dirumuskan rumusan masalah, yakni :
  1. bagaimanakah yang dimaksud dengan linkungan udara ?
  2. bagaimanakah paparan terhadap lingkungan udara ?
  3. bagaimanakah pengukuran dari paparan lingkungan udara ?

1.3  TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yakni untuk mengetahui tentang :
  1. lingkungan udara.
  2. paparan terhadap lingkungan udara.
  3. pengukuran paparan lingkungan udara.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LINGKUNGAN UDARA
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara dalam istilah meteorologi disebut atmosfir yang merupakan campuran gas-gas yang tidak bereaksi satu dengan lainnya (innert). Komposisi udara yang normal merupakan campuran gas-gas meliputi 78% N2; 20% O2; 0,93% Ar; 0,03% CO2 dan sisanya terdiri dari neon (Ne), Helium (He), metan (CH4) dan hidrogen (H2) dengan konsentrasi yang kecil. Jika terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dapat dikatakan udara sudah tercemar. Udara yang dicemari oleh zat-zat atau bahan-bahan pencemar yang dapat merubah komposisi udara tersebut akan merugikan kesehatan manusia, kelestarian tanaman dan hewan, serta dapat mengganggu estetika lingkungan.
Atmosfer atau lingkungan udara di perlukan organisme untuk bernafas setiap detik, sumber daya yang ada di dalamnya (gelombang elektromagnetik, nitrogen dstnya), melakukan aktifitasnya (trasnportasi,rekreasi), dan juga untuk membuang limbah gasnya. Interksi denganya di harapkan akan menunjang kesehatan yang sangat di perlukannya. Apabila udara mengandung zat-zat yang tidak di perlukan manusia dalam jumlah yang membahayakan, maka dapat terjadi penyakit karena kita memanfaatkannya. Oleh karena itu kualitas lingkungan udara menentukan transmisi penyakit. Agen dapat keluar dari host, memasuki lingkungan maupun agent, dan bila mungkin memasuki hostnya.

2.2 PAPARAN LINGKUNGAN UDARA
Pencemaran udara merupakan konsekwensi dari meningkatnya berbagai macam industri dan jenis alat transportasi yang berpengaruh terhadap kualitas udara ambien. Penurunan kualitas udara ambien ditandai dengan meningkatnya parameter udara yang di keluarkan oleh industri dan kendaraan bermotor. Parameter tersebut antara lain adalah partikel debu, partikel Pb dan lainnya, gas SO2 (sulfur dioksida), gas NO2 (nitrogen dioksida), gas CO (karbon monoksida),  bahan oksidan dan gas HC (hidrokarbon).
Polusi udara terbentuk dari berbagai macam jenis gas, droplet/percikan ludah dan partikel-partikel yang menyebabkan kualitas udara berkurang sehingga terjadilah pulusi udara. Polusi udara dapat terjadi baik dikota maupun di desa. Di kota, mobil-mobil, angkutan bus dan pesawat udara, demikian juga pada industri dan konstruksi bangunan mungkin juga bisa menyebabkan polusi. Di desa, debu-debu dari traktore yang membajak sawah, truk dan mobil-mobil yang melewati jalan tanah dan berkerikil di desa, tambang batu dan asap dari kayu bakar serta pembakaran dari jerami padi mungkin juga berakibat pada timbulnya polusi udara.

Ø  Jenis Paparan Lingkungan Udara dan Dampaknya
Lingkungan udara dikatakan terpapar apabila zat-zat atau komponen penyusun dalam udara telah melebihi kadar maksimum yang sebenarnya, atau dapat pula karena telah tercemar oleh gas-gas yang sebenarnya dalam jumlah belebih dapat memberikan dampak atau efek bagi manusia dan lingkungan. Gas-gas yang memapar atau mengkontaminasi lingkungan udara yakni, antara lain adalah sebagai berikut :
a.      Gas Carbon Monoksida (CO)
Karbonmonoksida dapat berasal dari alam dan akibat aktifitas manusia. Karbonmonoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam. Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin. Selain itu asap rokok juga mengandung CO. Kandungan CO yang melebihi batas akan memberikan efek negatif bagi kesehatan manusia, makhluk hidup lainnya dan lingkungan sekitarnya.
Terhadap kesehatan, gas CO merupakan gas yang berbahaya untuk tubuh karena daya ikat gas CO terhadap Hb adalah 240 kali dari daya ikat CO terhadap O2. Apabila gas CO darah (HbCO) cukup tinggi, maka akan mulai terjadi gejala antara lain pusing kepala (HbCO 10%), mual dan sesak nafas (HbCO 20%), gangguan penglihatan dan konsentrasi menurun (HbCO 30%) tidak sadar, koma (HbCO 40-50%) dan apabila berlanjut akan dapat menyebabkan kematian. Pada paparan menahun akan menunjukkan gejala gangguan syaraf, infark otak, infark jantung dan kematian bayi dalam kandungan.
b.      Gas Sulfur Dioksida (SO2)
 Sulfuroksida (SOx) terdiri dari sulfurdioksida (SO2) dan sulfurtrioksida (SO3). Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya.
Dua pertiga jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagian lagi berasal dari sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida. Pencemaran SOx di udara terutama berasal dari pemakaian baru bara yang digunakan pada kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya.
Secara garis besar efek terhadap kesehatan, akan mengganggu alat pernafasan dan mata. Pada paparan kronis terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan terjadinya bronchitis, chronic obstructive pulmonary disease (COPD) dan edema paru. Sedangkan efek terhadap mata adalah iritasi mata yang bisa menyebabkan keluarnya air mata dan mata menjadi memerah dan terasa pedas.

Efek terhadap lingkungan dapat dilihat pada atmosfer. Apabila kadar di atmosfer cukup tinggi dan ada hujan maka kemungkinan akan terjadi hujan asam yang bersifat lokal. Pada kondisi kelembaban udara tinggi maka gas SO2 akan bersifat korosive terhadap cat gedung.

c.       Gas Nitrogen Dioksida (No2)
Pencemaran gas NOx di udara terutama berasal dari gas buangan hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listri stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alami. Yang menjadi masalah adalah pencemaran NO yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan meningkat pada tempat-tempat tertentu. Seperti halnya CO, emisi NOx dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NOx yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx buatan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas, dan bensin.
Adapun efek negatif yang ditimbulkan pencemaran NOx adalah sebagai berikut:
§  Efek Terhadap Kesehatan Manusia
Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali jika gas NO berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada system saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi gas NO2 (Pohan, 2002). Percobaan pada manusia menyatakan bahwa kadar NO2 sebsar 250 μg/m3 dan 500 μg/m3 dapat mengganggu fungsi saluran pernafasan pada penderita asma dan orang sehat.
§  Efek Terhadap Lingkungan Sekitar
Pencemaran oksida nitrogen bagi tumbuhan menyebabkan bintik-bintik pada permukaan daun, bila konsentrasinya tinggi mengakibatkan nekrosis (kerusakan jaringan daun), sehingga fotosintesis terganggu. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai temapat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Berdasarkan studi menggunakan binatang percobaan, pengaruh yang membahayakan seperti misalnya meningkatnya kepekaan terhadap radang saluran pernafasan, dapat terjadi setelah mendapat pajanan sebesar 100 μg/m3.
d.      Ozone (O3)
Penipisan ozon disebabkan penggunaan unsur-unsur yang memiliki stabilitas yang sangat tinggi berupa zat-zat kimia, unsur-unsur bahan pendingin seperti: ODS (ozone-depleting substances), chlorofluorocarbons (CFCs), hydrochlorofluorocarbons (HCFCs), halons, methyl bromide, carbon tetrachloride, dan methyl chloroform. Zat Kloroflorokarbon atau Chlorofluorocarbon (CFC) mengandung klorin (chlorine),  florin (fluorine) dan karbon (carbon). Semua zat tersebut dihasilkan dari alat-alat rumah tangga yang digunakan sehari-hari misalnya lemari pendingin, pestisida, kosmetik (hair spray) dan lain sebagainya. Efek negatif yang ditimbulkan adalah :
§  Efek Terhadap Kesehatan Manusia
Evaluasi tentang dampak ozon dan oksidan lainnya terhadap kesehatan yang dilakukan oleh WHO task group menyatakan pemajanan oksidan fotokimia pada kadar 200-500 μg/m³ dalam waktu singkat dapat merusak fungsi paru-paru anak, meningkat frekuensi serangan asma dan iritasi mata, serta menurunkan kinerja para olaragawan.
§  Efek Terhadap Lingkungan Sekitar
Adanya bahan-bahan seperti CFC dan lain sebagainya maka dapat mengakibatkan penipisian ozon yang merupakan pelindung bumi. Efek yang terjadi adalah pemanasan global yang dapat mengakibatkan perubahan iklim, perubahan habitat hidupan liar, kegagalan panen pertanian, kenaikan muka air laut, mencairnya daerah kutub.
e.       Gas hidroCarbon (HC)
Hidrokarbon dapat berasal dari proses industri yang diemisikan ke udara dan kemudian merupakan sumber fotokimia dari ozon. HC merupakan polutan primer karena dilepas ke udara ambien secara langsung, sedangkan oksidan fotokimia merupakan polutan sekunder yang dihasilkan di atmosfir dari hasil reaksi-reaksi yang melibatkan polutan primer. Kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan cemaran dalam bentuk HC adalah industri plastik, resin, pigmen, zat warna, pestisida dan pemrosesan karet. Diperkirakan emisi industri sebesar 10 % berupa HC. Sumber HC dapat pula berasal dari sarana transportasi. Gas tersebut mempunyai sifat garcinogenic yaitu dapat memicu terjadinya kanker terutama kanker darah.
Efek negatif yang disebabkan oleh pencemaran hidrokarbon antara lain:
§  Efek Terhadap Kesehatan Manusia
Emisi kendaraan bermotor yang mengandung senyawa karsinogenik diperkirakan dapat menimbulkan tumor pada organ lain selain paru. Akan tetapi untuk membuktikan apakah pembentukan tumor tersebut hanya diakibatkan karena asap solar atau gas lain yang bersifat sebagai iritan.
Pengaruh hidrokarbon aromatic pada kesehatan manusia dapat terlihat pada tabel dibawah ini :
Konsentrasi Jenis Hidrokarbon (ppm)
Dampak Kesehatan
Benzena (C6H6)
100
3000
7500
20000
Iritasi membran mukosa
Lemas setelah ½ – 1 jam
Pengaruh sangat berbahaya setelah pemaparan 1 jam
Kematian setelah pemaparan 5-10 menit
Toluena (C7H8)
200
600
Pusing lemah dan berkunang-kunang setelah pemaparan 8 jam
Kehilangan koordinasi bola mata terbalik setelah pemaparan 8 jam

§  Efek Terhadap Lingkungan Sekitar
Pembakaran hidrokarbon menghasilkan panas. Panas yang tinggi menimbulkan peristiwa pemecahan (Cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon.
f.       Partikulat
Sumber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan juga dapat berasal dari ulah manusia dalam rangka mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Pencemaran partikel yang berasal dari alam contohnya adalah : Debu tanah/pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang.
Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke udara akibat letusan gunung, semburan uap air panas di sekitar daerah sumber panas bumi di daerah pegunungan, sumber pencemaran partikel akibat ulah manusia sebagian besar berasal dari pembakaran batu bara, proses industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat transportasi. Adapun efek negatif yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :
§  Efek Terhadap Kesehatan Manusia
Partikel (debu) yang masuk/mengendap dalam paru-paru dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan (pnevmokoniosis).
§  Efek Terhadap Lingkungan Sekitar
Dapat menyebabkan efek rumah kaca yang dapat merusakkan lapisan ozon, sehingga sinar ultra violet tidak tersaring. Dapat menyebabkan kanker kulit, suhu bumi naik sehingga tidak nyaman, es kutub mencair sehingga permukaan laut naik.
Pengaruh partikulat terhadap tanaman terutama adalah dalam bentuk debunya, dimana debu tersebut jika bergabung dengan uap air atau air hujan gerimis akan membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun, dan tidak dapat tercuci dengan air hujan kecuali dengan menggosoknya. Lapisan kerak tersebut akan mengganggu proses fotosintesis pada tanaman karena menghambat masuknya sinar matahari dan mencegah pertukaran CO2 dengan atmosfer. Akibatnya petumbuhan tanaman menjadi terganggu. Bahaya lain yang ditimbulkan dari pengumpulan partikulat pada tanaman adalah kemungkinan bahwa partikulat tersebut mengandung komponen kimia yang berbahaya bagi hewan yang memakan tanaman tersebut. Partikulat-partikulat yang terdapat di udara dapat mengakibatkan berbagai kerusakan pada berbagai bahan.
g.      Timah Hitam (Pb)
Pencemaran Pb disebabkan oleh pembakaran Pb-alkil sebagai zat aditif pada bahan bakar kendaraan bermotor. Penambangan dan peleburan batuan Pb di beberapa wilayah sering menimbulkan masalah pencemaran. Penggunaan pipa air yang mengandung Pb di rumah tangga terutama pada daerah yang kesadahan airnya rendah (lunak) dapat menjadi sumber pemajanan Pb pada manusia. Demikian juga di daerah dengan banyak rumah tua yang masih menggunakan cat yang mengandung Pb dapat menjadi sumber pemajanan Pb. Kadar Pb yang terlalu berlebihan akan menyebabkan dampak negatif antara lain:
§  Efek Terhadap Kesehatan Manusia
Di dalam tubuh Pb dapat menyebabkan keracunan akut maupun keracunan kronik. Jumlah Pb minimal di dalam darah yang dapat menyebabkan keracunan berkisar antara 60-100 mikro gram per 100 ml darah. Pada keracunan akut biasanya terjadi karena masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau menghirup uap Pb tersebut. Keracunan timbal kronik menimbulkan gejala seperti depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, gelisah, daya ingat me nurun, sulit tidur, halusinasi dan kelemahan otot. Susunan saraf pusat merupakan organ sasaran utama timbal.
§  Efek Terhadap Lingkungan Sekitar
Timbal atau timah hitam dapat merusak lingkungan. Lingkungan akan tampak terlihat berdebu, kotor akibat asap pembuangan kendaraan bermotor yang pada umumnya mengandung Pb.
h.      Amonnia
Gas ammonia merupakan salah satu gas pencemar udara yang dihasilkan dari penguraian senyawa organik oleh mikroorganisme seperti dalam proses pembuatan kompos, dalam industri peternakan, dan pengolahan sampah kota. Ammonia juga dapat berasal dari sumber antrophogenik (akibat aktifitas manusia) seperti industri pupuk urea, industri asam nitrat dan dari kilang minyak. Adapun Dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran ammonia adalah sebagai berikut:
§  Efek Terhadap Kesehatan Manusia
Udara yang tercemar gas amonia dan sulfida dapat menyebabkan menyebabkan iritasi mata serta saluran pernafasan. Gas NH3 juga dapat menyebabkan Iritasi pada mata, saluran pernapasan dan kulit. Pada Kadar 2500-6500 ppm, gas ammonia melalui inhalasi menyebabkan iritasi hebat pada mata (Keraktitis), sesak nafas (Dyspnea), Bronchospasm, nyeri dada, sembab paru, batuk darah, Bronchitis dan Pneumonia. Pada kadar tinggi (30.000 ppm) dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
§  Efek Terhadap Lingkungan Sekitar
Sisa-sisa makanan dan sampah organik dibuang ke tempat sampah, kemudian di bawa ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah-sampah tersebut kemudian membusuk dan menghasilkan gas amonia. Gas ammonia tersebut merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat menyebabkan global warming. Akibat yang terjadi adalah terjadinya perubahan iklim dan cuaca serta efek global warming lainnya (WWF-Indonesia, 2007). Gas ammonia juga dapat mengganggu estetika lingkungan karena bau pembusukan sampah yang sangat menyengat.

2.3 PENGUKURAN PAPARAN LINGKUNGAN UDARA
Ada atau tidak adanya pencemaran udara dapat diketahui dari hasil pengukuran berbagai parameter pencemaran yang diperiksa/ diukur secara rutin oleh berbagai stasion pemantau udara di berbagai wilayah di beberapa kota besar di Indonesia. Parameter tersebut adalah CO, NOx, SO2, partikulat, hidrokarbon (HK), dan jelaga. Awalnya stasion sedemikian direncanakan untuk mengukur secara kontinyu, namun demikian, kerusakan peralatan dan kurangnya dana, seringkali data kualitas udara menjadi tidak lengkap. Selain itu pengukuran statis seperti ini sulit digunakan untuk menilai kesehatan masyarakat yang dinamis, sehingga secara epidemiologis sering menyulitkan interpretasi. Lagipula bila diperlukan parameter lain, seperti timah hitam/ Pb, CFC, Ozon, UV, Metan, kebisingan, misalnya secara rutin tidak diperiksa, sehingga perlu pengukuran tersendiri.
Selain stasion pemantau udara, industri ada juga yang melakukan pemantauan diri dan melaporkannya berapa banyak dan zat apa saja yang dimasukkan ke dalam udara sebagai gas buang. Data ini dapat pula dimanfaatkan oleh peneliti bila diperlukan, dengan mengingat keunggulan dan kelemahannya. Pelaporan sedemikian saat ini belum berjalan baik. Dalam epidemiologi terdapat strategi pengumpulan dan kualitas udara melalui efek yag terjadi pada kesehatan masyarakat, sebagai berikut:
1)                  Pengukuran zat yang memberi efek iritasi. Perlu dilakukan dengan resolusi waktu yang tinggi, kosentrasi peak lebih relevan daripada kosentrasi berbeban waktu (Time Weight Avarage (TWA) concentration).
2)                  Pengukuran zat yang bersifat narkotik juga memerlukan resolusi waktu yang tinggi/ kontinu bila dimungkinkan, terutama bila mengukur lingkungan kerja, dan kosentrasi zat narkotik tinggi.
3)                  Agent sistematik, termasuk teratogen, agent yang toksik, merusak hati, ginjal, system saraf, dan system pembuatan darah, perlu diukur dengan resolusi waktu, dan mengacu pada waktu luruh biologis (biological half life) atau metabolit pada organ target. Bagi teratogen, paparan pada waktu hamil, sangat menentukan terjadinya cacat bawah pada janin dan bayi.
4)                  Karsinogen, termasuk mutagen: periode inkubasi sangat lama, bisa tahunan atau puluhan tahun. Oleh karena itu seringkali penilaian dilakukan secara retrospektif, dan bersifat kualitatif. Informasi tentang kosentrasi peak perlu diketahui, karena meyebabkan beban yang berlebih (overload) pada system detoksikasi, yang berakibat timbulnya metabolit yang karsinonogenik dan/ atau mutagenik.
5)                  Agent Pneumoconiosis: rata-rata kosentrasi deposisi bulanan atau tahunan sangat relevan bagi agent penyakit ini, karena bersifat kronis dan memerlukan periode inkubasi panjang.
6)                  Agent asthma, bronkhitis, emfisema; perlu diketahui kosentrasi TWA di ruang kerja (8 jam) dan di udara ambient (24 jam), sample diambil di zona pernapasan, dan kosentrasi peak sangat penting dalam penilaian terhadap penyakit tersebut.
7)                  Agent dengan efek lebih dari satu, misalnya:
§  Benzena: kosentrasi tinggi, bersifat narkotik; kosentrasi rendah bersifat karsinogenik.
§  Cadmium: Cd-oksida memberi efek local pada saluran pernapasan, dan efek pada ginjal dan tulang secara sistemaik
§  Hg metalik: pada kosentrasi tinggi, setelah absorpsi, memberi efek langsung pada saluran pernapasan dan otak (SSP). Bila paparan lama dan kosentrasi rendah akan memberi efek pada otak saja.
§  Toluen di-iso-sianat (TDI), dan Formaldehida, menimbulkan iritasi pada paparan jangka pendek, dan kosentrasi tinggi; bila paparan lama dan kosentrasi rendah, akan menimbulkan sensitasi.
Sebagai catatan bagi keperluan epidemiologi, data paparan yang didapat dengan pengukuran resolusi tinggi, dan perisi sedang akan lebih baik daripada persis tinggi dan resolusi rendah.

Ø  Sampel Representatif
Data pajanan yang representatif bagi populasi terpapar, adalah esensial. Hal ini mungkin sudah banyak dimengerti orang. Namun demikian, pengambilan data dari stasion pemantauan yang statis untuk kepentingan peraturan, sering tidak mencerminkan paparan yang diterima masyarakat/populasi.
Untuk mengukur paparan masyarakat perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
§  Lokasi sampling, karena masyarakat tidak berada di satu tempat, maka sampling perseorangan menjadi pilihan yang baik, di mana alat sampling dipasang pada masing-masing orang, sehingga ke maapun ia pergi sample dapat terus diambil. Sampling seperti ini sering dilakukan ditempat kerja; peralatan harus sangat portable, dan tidak mengganggu kerja seseorang. Sekalipun sampling demikian lebih akurat, tetapi memerlukan banyak peralatan, sehingga mahal.
§  Lokasi sampling juga dapat diartikan sebagai tempat, di mana sample di ambil, dan berupa banyak lokasi yang harus diambil sampelnya, sehingga dapat mewakili ruang tersebut.
§  Bila paparan masuk per inhalasi, maka alat harus dipasang pada zona pernapasan, bila masuk lewat kulit, maka peralatan harus dilekatkan pada kulit yang terpapar.
§  Sampling juga sering dibedakan sampling di dalam (indoor) dan di luar rumah (ambien).
§  Sampling paparan yang baik juga adalah sampling secara biologis, yakni, mengukur kadar pemapar yang ada di dalam specimen tubuh organisme, seperti darah, dahak, urin, tinja, atau apa saja yang relevan bagi pemapar tersebut. Sampling seperti ini menyulitkan pengambilan sampelnya, kearena kebanyakan masyarakat di Indonesia takut diambil darahnya, harus mengumpulkan urinnya selama 24 jam misalnya, dsb. Juga perlu diperhatikan aspek etika dalam sampling pada manusia.



BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
  • Atmosfer atau lingkungan udara di perlukan organisme untuk bernafas setiap detik, sumber daya yang ada di dalamnya (gelombang elektromagnetik, nitrogen dstnya), melakukan aktifitasnya (trasnportasi,rekreasi), dan juga untuk membuang limbah gasnya.
  • Pencemaran udara merupakan konsekwensi dari meningkatnya berbagai macam industri dan jenis alat transportasi yang berpengaruh terhadap kualitas udara ambien.
  • Penurunan kualitas udara ambien ditandai dengan meningkatnya parameter udara yang di keluarkan oleh industri dan kendaraan bermotor. Parameter tersebut antara lain adalah partikel debu, partikel Pb dan lainnya, gas SO2 (sulfur dioksida), gas NO2 (nitrogen dioksida), gas CO (karbon monoksida),  bahan oksidan dan gas HC (hidrokarbon).
  • Ada atau tidak adanya pencemaran udara dapat diketahui dari hasil pengukuran berbagai parameter pencemaran yang diperiksa/ diukur secara rutin oleh berbagai stasion pemantau udara di berbagai wilayah di beberapa kota besar di Indonesia. Parameter tersebut adalah CO, NOx, SO2, partikulat, hidrokarbon (HK), dan jelaga.

3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan agar kita lebih berhati-hati untuk kontak dengan lingkungan agar tidak terpapar oleh aget penyakit yag dapat mengganggu kesehatan. Selain itu diharapkan agar dapat mengontrol gas buangan ke udara, karena gas buangan yang berlebih di udara dapat memberikan efek atau dampak yang merugikan bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Diharapkan pula agar makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Soemirat, Juli. 2005. Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada         University Press.
    , Bahaya Bahan Kimia Bagi Kesehatan Manusia dan Lingkungan. Tersedia di  http://whqlibdoc.who.int/hq/2000/WHO_PCS_00.1_ind.pdf.
Mukono. 2009. efek Gas terhadap Lingkungan. Tersedia di            http://mukono.blog.unair.ac.id/.
       http://mukono.blog.unair.ac.id/.

1 komentar:

  1. What are the benefits of using a casino on your - Casino Sites
    The casino 1 1 토토 has no deposit limits. Players can even get a free 바카라 시스템 배팅 bet with this bonus if they deposit any of 강원 랜드 슬롯 머신 their own funds. 10bet For 배팅 more information

    BalasHapus