Jumat, 27 Mei 2011

Paparan di Lingkungan Biologi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
            Dalam epidemiologi, seringkali dilakukan analisis hubungan antar suatu agent potensial dengan kasus penyakit. Biasanya kasus penyakit ini diakibatkan oleh terjadinya kontak baik secara langsung maupun tidak lngsung dengan lingkungan yang telah dimasuki agent potensial penyebab penyakit.
            Kita semua terpapar pada zat kimia toksik. Apakah zat itu dapat membahayakan kita akan bergantung pada kuantitas, durasi, dan frekuensi paparan, sekaligus pada sensitivitas individunya. Jumlalmya dapat sedikit sekali, tetapi beberapa jenis zat kimia dapat terakumulasi di dalam tubuh setelah waktu yang lama. Beberapa zat kimia juga dapat menimbulkan bahaya bertahun-tahun setelah paparannya. Walau durasi paparan bisa saja singkat, paparan dapat terjadi berulang kali dan dalam konsentrasi yang besar. Anak-anak, lansia, ibu hamil, dan mereka yang lemah akibat penyakit, merupakan kelompok yang lebih rentan daripada orang dewasa yang sehat.
            Paparan lingkungan ini dapat terjadi diberbagai lingkungan yang ada seperti lingkungan udara, lingkungan air dan makanan, lingkungan tanah, dan lingkungan biologis. Pada makalah ini kami akan membahas mengenai lingkungan biologis.


1.2  RUMUSAN MASALAH
1)   Apakah yang dimaksud dengan paparan.?
2)   Apakah yang dimaksud dengan lingkungan biologis.?
3)   Apakah yang dimaksud dengan paparan lingkungan biologis.?
4)   bagaimanakah dampak paparan lingkungan biologis terhadap kesehatan.?
5)   Bagaimanakah pengukuran paparan lingkungan biologis.?
1.3  TUJUAN
1)   Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan paparan.
2)   Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan lingkungan  biologis.
3)   Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan paparan lingkungan  biologis.
4)   Untuk mengetahui dampak dari paparan lingkungan biologis terhadap kesehatan.
5)   Untuk mengetahui cara pengukuran paparan lingkungan biologis.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paparan
                Paparan adalah pengalaman yang didapat populasi atau organisme akibat terkena atauterjadinya kontak dengan suatu faktor agent potensial yang berasal dari lingkungan.Paparan dalam epidemiologi seringkali dibedakan dari istilah dosis yang diartikansebagai jumlah zat yang masuk atau berada di dalam tubuh organisme. Di dalamepidemiologi seringkali diukur dari luar, jadi belum tentu sama dengan jumlah yangmemasuki tubuh.Jenis paparan dilihat dari sifat pemapar seperti zat kimiawi, fisis, biologis, atau campuran.

2.2 Pengertian Lingkungan Biologi
            Linkungan biologis merupakan lingkungan yang terdiri atas flora dan fauna, yang berfungsi sebagai sumber sandang,  pangan, papan dan kestabilan ekosistemnya. Selain faktor yang menguntungkan, di dalam lungkungan ini terdapat juga berbagi faktor yang membahayakan kesehatan, seperti mikroba yang patogen, vektor penyakit, reservoir penyakit dan hewan serta tumbuhan beracun dan secara fisik membahayakan.

2.3 Paparan Lingkungan Biologi
            Lingkungan biologis ini dapat memberi paparan yang beragam terhadap masyarakat, tergantung sikap masyarakat sendiri, bagaimana ia mengelola lingkungannya. Pembukaan hutan yang menyebabkan hewan liar kehilangan habitatnya, kehilangan lapisan humus yang subur, kehilangan daerah resapan air, juga yang penting adalah terjadinya kontak antara hewan liar dengan manusia, sehingga akhir-akhir ini bangyak terjadi wabah penyakit akibat penularan penyakit hewan (zoonosis), seperti yang terkenal dan mendunia adalah SARS, flu burung, flu babi,dll. Akan tetapi sebaliknya,terjadi pula penularan penyakit manusia pada hewan dikenal sebagai anthropozoonosis.

2.4 Dampak Paparan Lingkungan Biologis terhadap Kesehatan.
Variabel dari lingkungan biolgis adalah hewan, vektor, zat kimia/beracun yang terkandung dalam makanan baik makanan yang berasal dari binatang maupun tumbuhan dan lain-lain.
Ø Dampak paparan hewan terhadap kesehatan.
Penyakit yang  berasal dari hewan (zoonosis) dapat ditularkan kepada manusia apabila kita sering terpapar dengan hewan tersebut, seperti akhir-akhir ini banyak terjadi wabah penyakit akibat penularan penyakit hewan, misalnya SARS, flu babi, flu burung dan lain-lain. Semua ini terjadi akibat sering terpaparnya kita dengan hewan-hewan yang berpenyakit.
Ø Dampak paparan vektor terhadap kesehatan
Vektor adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu Infectious agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia kesehatn masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara penularan penyakit, seperti yang sudah diartikan diatas.
                        Adapun dari penggolongan binatang ada dikenal dengan 10 golongan yang dinamakan phylum diantaranya ada 2 phylum sangat berpengaruh terhadap kesehatn manusia yaitu phylum anthropoda seperti nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara penularan penyakit malaria, demam berdarah, dan lain-lain.
Ø Dampak paparan makanan terhadap kesehatan.
                        Makanan baik yang berasal dari hewan maupun binatang seringkali terkontaminasi/terpapar dengan zat insektisida atau zat kimia yang berbahaya, dan apabila terpapar atau dikonsumsi oleh manusia maka zat kimia atau zat insektisida akan masuk ke dalam tubuh kita sehingga dapat mengganngu kesehatan kita dan menyebabkan penyakit.
2.5 Pengukuran Paparan Lingkungan Biologis
            Paparan dapat diukur sesuai elemen biologis yang ingin diteliti. Apakah itu makanan, serangga, zat kimia yang ada dalam makanan seperti pestisida,dll. Jadi, parameter yang diukur juga sangat tergantung pada elemen yang diukur. Misalnya makanan, insektisida, pengawet, pewarna, index nyamuk, index lalat, index pinjal, dll. Namun cara pengukuran paparannya tetap sama untuk berbagai variabel yang di teliti. Apakah itu vektornya, makanan, zat kimia yang ada dalam makanan.
            Pengukuran paparan dapat dilakukan secara kualitatif ataupun kuantitatif. Contoh pengukuran kualitatif adalah apabila data didapat dengan cara wawancara ataupun kuesioner tentang kebiasaan, kepercayaan, dan lain-lainnya.
            Pengukuran kuantitatif dapat disamakan dengan pemantauan atau sistem pengukuran, observasi yang bersifat kontinu dengan tujuan tertentu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran adalah pengambilan sampel untuk mengukur konsentrasi faktor pemapar : apa yang akan diukur, dimana, berapa lama, ketelitian yang dikehendaki, metode dan prosedur yang digunakan, instrumentasi yang dipakai. Dalam prakteknya, seringkali kondisi ideal ini tidak dapat terlaksana, karena alasan anggaran ataupun teknologi. Tetapi perlu diusahakan agar keadaan ideal ini dapat dipenuhi, karena suatu studi tidak akan ada artinya apabila datanya tidak baik.
            Salah satu contohnya yaitu dalam mengukur zat beracun yang ada pada makanan,  Beberapa pendekatan pengukuran paparan menyeluruh secara nasonal terhadap zata beracun yang berada dalam makanan dan minuman dilakukan dengan mendapatkan informasi tentang kualitas dan kuantitas makanan dan minuman yang dikonsumsi sbb:
-          Menanyakan tentang jumlah yang dikonsumsi per orang, dari semua pangan yang dikonsumsi masyarakat, setelah disesuaikan terhadap bagian yang dibuang, produksi perseorangan, dan produksi pangan tidak untuk dimakan.
-          Jumlah pangan yang dibeli, per rumah untuk beberapa minggu dan selama musim tertentu..
-          Kuisioner, interview dan menimbang pangan yang dikonsumsi dalam beberapa hari. Pendekatan ini adalah yang paling akurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar